Cipto Junaedy
Cipto Junaedy - Kehadiran jalan tol di sebuah kawasan terbukti dapat menstimulasi pertumbuhan ekonomi. Hal ini tak terkecuali untuk Depok, Jawa Barat. Kota tersebut bahkan mencatat pertumbuhan ekonomi di atas angka nasional, yakni 7,2 persen tahun ini.
Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail mengungkapkan, hal tersebut terkait jalan tol sebagai salah satu unsur yang mempercepat akselerasi pertumbuhan ekonomi di Depok. Nur Mahmudi menyampaikan hal ini dalam pemancangan konstruksi Tol Cinere-Jagorawi Seksi II, Kamis (20/3/2014).
"Kawasan Cimanggis, Cilodong, dan Sukmajaya ikut terangkat perekonomiannya. Tahun ini, kami mencatat pertumbuhan ekonomi 7,2 persen, tertinggi di Jawa Barat, dan di atas pertumbuhan ekonomi nasional," ujarnya.
Sektor properti dan akses jalan tol mendongkrak harga jual lahan dan rumah, hal itu diiyakan oleh Eddi Marimo, praktisi agen properti lokal. Cipto Junaedy Eddi menyebutkan, sebelum pembangunan Tol Cijago direalisasikan, harga lahan di sekitar area peruntukan, yakni Cimanggis, Cilodong, Sukmajaya, Beji, dan Cinere, masih Rp 500.000 hingga Rp 1,2 juta per meter persegi. Demikian pula dengan harga propertinya, Rp 300 juta-Rp 400 juta per unit untuk rumah tipe 36/72.
"Namun, angka tersebut melesat saat Tol Cijago Seksi I beroperasi. Harganya menjadi Rp 800.000 hingga Rp 4 juta per meter persegi untuk lahan, dan Rp 500 juta untuk rumah tipe 36/72," ungkap Eddi.
Bisa dibayangkan, bila empat ruas yang "mengepung" kota ini rampung, yakni selain Tol Cijago, juga Tol Depok-Antasari (Desari), Tol Cimanggis-Nagrak (Cina), Cipto Junaedy serta Tol Cimanggis-Cibitung (Cici), maka harga lahan dan properti akan kian melonjak.
"Harga sekarang sudah tidak masuk akal. Rumah dengan ukuran 45/90 sudah menembus angka Rp 700 juta. Sulit, mencari lahan dan rumah dengan harga murah. Pembeli harus merogoh kocek lebih dalam," papar Susanto, broker dari kantor agen Mitra 21 Depok.
Sementara itu, hunian vertikal (apartemen) untuk tipe studio atau ukuran standar 18 meter persegi-21 meter persegi sudah berada pada angka Rp 340 juta. Ini artinya, harga per meter persegi adalah Rp 16 juta hingga Rp 18 juta.
"Kami menjual Grand Taman Melati di atas harga perdana Taman Melati Margonda yang sudah laris terjual. Saat dirilis pada 2012, Taman Melati Margonda ditawarkan seharga Rp 185 juta per unit. Sekarang Grand Taman Melati Rp 340 juta-Rp 370 juta untuk ukuran terkecil," urai M Aprindy, Direktur Pengembangan dan Pemasaran Adhi Persada Properti.
Hal senada diakui Halin Setiawan, broker independen yang ikut memasarkan Margonda Residence I. Lonjakan harga berlangsung "spartan". Harga aktualnya sudah mencapai Rp 16 juta per meter persegi. Padahal, saat dilansir secara perdana, harganya Rp 100 juta per unit atau Rp 5,5 juta per meter persegi untuk apartemen tipe 18.
Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail mengungkapkan, hal tersebut terkait jalan tol sebagai salah satu unsur yang mempercepat akselerasi pertumbuhan ekonomi di Depok. Nur Mahmudi menyampaikan hal ini dalam pemancangan konstruksi Tol Cinere-Jagorawi Seksi II, Kamis (20/3/2014).
"Kawasan Cimanggis, Cilodong, dan Sukmajaya ikut terangkat perekonomiannya. Tahun ini, kami mencatat pertumbuhan ekonomi 7,2 persen, tertinggi di Jawa Barat, dan di atas pertumbuhan ekonomi nasional," ujarnya.
Sektor properti dan akses jalan tol mendongkrak harga jual lahan dan rumah, hal itu diiyakan oleh Eddi Marimo, praktisi agen properti lokal. Cipto Junaedy Eddi menyebutkan, sebelum pembangunan Tol Cijago direalisasikan, harga lahan di sekitar area peruntukan, yakni Cimanggis, Cilodong, Sukmajaya, Beji, dan Cinere, masih Rp 500.000 hingga Rp 1,2 juta per meter persegi. Demikian pula dengan harga propertinya, Rp 300 juta-Rp 400 juta per unit untuk rumah tipe 36/72.
"Namun, angka tersebut melesat saat Tol Cijago Seksi I beroperasi. Harganya menjadi Rp 800.000 hingga Rp 4 juta per meter persegi untuk lahan, dan Rp 500 juta untuk rumah tipe 36/72," ungkap Eddi.
Bisa dibayangkan, bila empat ruas yang "mengepung" kota ini rampung, yakni selain Tol Cijago, juga Tol Depok-Antasari (Desari), Tol Cimanggis-Nagrak (Cina), Cipto Junaedy serta Tol Cimanggis-Cibitung (Cici), maka harga lahan dan properti akan kian melonjak.
"Harga sekarang sudah tidak masuk akal. Rumah dengan ukuran 45/90 sudah menembus angka Rp 700 juta. Sulit, mencari lahan dan rumah dengan harga murah. Pembeli harus merogoh kocek lebih dalam," papar Susanto, broker dari kantor agen Mitra 21 Depok.
Sementara itu, hunian vertikal (apartemen) untuk tipe studio atau ukuran standar 18 meter persegi-21 meter persegi sudah berada pada angka Rp 340 juta. Ini artinya, harga per meter persegi adalah Rp 16 juta hingga Rp 18 juta.
"Kami menjual Grand Taman Melati di atas harga perdana Taman Melati Margonda yang sudah laris terjual. Saat dirilis pada 2012, Taman Melati Margonda ditawarkan seharga Rp 185 juta per unit. Sekarang Grand Taman Melati Rp 340 juta-Rp 370 juta untuk ukuran terkecil," urai M Aprindy, Direktur Pengembangan dan Pemasaran Adhi Persada Properti.
Hal senada diakui Halin Setiawan, broker independen yang ikut memasarkan Margonda Residence I. Lonjakan harga berlangsung "spartan". Harga aktualnya sudah mencapai Rp 16 juta per meter persegi. Padahal, saat dilansir secara perdana, harganya Rp 100 juta per unit atau Rp 5,5 juta per meter persegi untuk apartemen tipe 18.
Belum ada komentar untuk "Cipto Junaedy"
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar. dilarang untuk Lie Link DISINI!